24 April 2007

Dulurrr

24 April 2007

Tadinya males banget aku bikin postingan, tau kenapa pokoke males ajah. Ya alesannya sih kalo bikin postingankan menuntut kita tuk duduk manis di depan kompi terus, sementara pekerjaan sebagai ibu rumahtangga yang baik dan benar begitu menumpuk dan harus cepat-cepat diselesaikan sebelum para jagoan-jagoanku terbangun dari mimpinya.Soalnya kalo para jagoanku dah pada bangun, mana bisa aku nangkring di depan kompi, selain mereka ikut partisipasi pijitin keyboard juga mereka menuntutku untuk memberi perhatian ekstra, ada yang minta susulah, sereallah bahkan jagoan yang paling jago mintanya bubur ayam ama kopi susu hehe... Ya sudah kalo dah gitu mana bisa aku nangkring di depan kompi.

Mumpung kedua jagoan cilikku masih mimpi aku nangkring deh di depan kompi ditemani jagoanku yang paling jago alias my husband sambil ngopi tentunya...
Ceritanya tadi siang pada saat para jagoanku sedang sibuk dengan dunianya(Aa Farhan skul, Ade Fathir bobo, ayah... so pasti lg nangkring di kantor), aku curi-curi waktu buat buka blogku... eh... ternyata ada yang mampir diblogku "Saha Cing", aku langsung link tuh... ternyata doski adalah sodara sepupuku alias dulur abdi yang sekarang ada di negeri antah berantah hehe... Katanya sih di negarana Akang Sam.

Tentu saja aku senang banget, ternyata di dunia mpok maya( yang katanya mengerikan bak monster yang menggerogoti kehidupan) selain aku bisa ketemu ama teman-teman baru aku juga bisa ketemu sareng dulur. Hallo Lurrr urang ngadongeng deui ah... Sumpeh deh aku seneng banget, soalnya tuh dulur adik misan aku (sepupuku) yang pada zaman-zamannya kuliah dulu kita suka baong(nakal) bareng-bareng hehe... jadi inget lagi zaman baheula.

Inget waktu kita belajar motor di Secapa AD, secara dibelakang rumah adalah Secapa AD, jadi kita suka main di situ sambil ngecengin para tentara-tentara yang lagi latihan hehe...

Selesai belajar motor kita pulang, ternyata pintu gerbang Secapa dah digembok, terpaksa kita nyari jalan keluar lewat lubang sebelah gerbang, tapi terpaksa motring harus ditinggal di Secapa.

Untuk dulur-dulur yang lain coba perlihatkan batang hidungmu hehe... biar kita bisa kumpul di duniana nyi maya tea. Salam buat dulur-dulu semua yang belum sempat berkunjung dan belum sempat aku kunjungi...

[+] Expand...

15 April 2007

Hipnotis

15 April 2007

Seperti biasanya pagi itu tetangga saya, Ibu Rita pergi ke pasar tuk belanja keperluan sehari-hari. Namun pagi itu dia kembali pulang dengan wajah pucat dan diantar oleh seseorang yang kebetulan melihat Ibu Rita sedang kebingungan.
Setelah tenang dia menceritakan kejadian yang telah menimpanya. Pada saat dia sedang berjalan menuju pasar yang jaraknya kurang lebih 200 meter dari rumahnya, ditengah jalan dia disapa oleh seorang wanita muda, "selamat pagi ibu, ibu mau kemana?" spontan Ibu Rita menjawab, "pagi, saya mau ke pasar". Lalu wanita tadi menghampiri Ibu Rita dan berkata lagi, "ibu kalo kepasar sebaiknya perhiasan ibu disimpan, sini saya simpan". Bagai kebo dicocok hidung Ibu Rita menuruti kata-kata perempuan tadi, dia segera melepaskan semua perhiasannya dan memberikannya pada perempuan itu.

Setelah beberapa saat Ibu Rita tersadar dan segera meraba semua perhiasannya yang telah raib. Dia mencari-cari perempuan yang baru saja bicara dengannya, tapi orang tersebut sudah tidak ada dihadapannya. Barulah Bu Rita tersadar kalau dia sudah tertipu, dia sudah terkena hipnotis.

Lain lagi cerita Mbak Yanti, pada saat dia pulang kerja kira-kira jam sembilan malam, baru beberapa langkah dia meninggalkan tempat kerjanya tiba-tiba ada yang menepuk pundaknya. Spontan Mbak Yanti menoleh dan ternyata seorang laki-laki, laki-laki tersebut bertanya dan seolah-olah sudah akrab dengan Mbak Yanti, "kok pulangnya malam-malam, sendirian lagi, ayo saya antar". Mbak Yanti tidak menjawab apa-apa dia hanya menganggukkan kepalanya. Laki-laki itu kemudian berkata lagi, "malam-malam begini sebaiknya jangan memakai perhiasan sebaiknya perhiasan itu dititipkan pada saya, biar saya simpan". Tanpa menolak Mbak Yanti menitipkan perhiasan itu pada lelaki tadi. Lelaki tadi mengantar Mbak Yanti sampai naik angkutan umum.
Di dalam angkutan tiba-tiba Mbak Yanti tersadar dan dia celingukan mencari laki-laki tadi yang ternyata sudah menghilang, lemaslah tubuhnya.

Ngomong-ngomong soal hipnotis, secara tadi pagi dibahas dalam "Selamat Pagi" nya Trans 7 yang dipandu Olga Lidya dan Surya Syaputra, dengan mendatangkan bintang tamu seorang ahli hipnoterapy yang bernama Nurholis Madjid.
Menurut Nurholis Madjid hipnotis tidak hanya melulu dipergunakan untuk penipu orang, tetapi dapat digunakan untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit psikis atau stres. Secara beliau telah membuka praktek di Jakarta untuk menangani pasien yang mengalami berbagai macam penyakit psikis terutama stres.

Selama ini yang saya tahu setiap orang terhipnotis karena menatap mata penghipnotis.
Ternyata hal itu tidak benar, karena menurut Nurholis, cara menghipnotis tidak harus selalu menatap mata. Pada saat kita fokus pada sesuatu pada saat itu pula kita bisa dihipnotis, misalnya pada saat kita ditanya, "jam berapa sekarang?" otomatis kita akan melihat jam atau fokus pada jam, pada saat itu pula kita dengan mudah dapat dihipnotis. Atau juga pada saat kita ditanya "nama atau alamat" atau apapun yang dapat membuat kita fokus sesaat pada sesuatu.

Hipnoterapy ini juga bisa lho untuk melangsingkan badan, jadi siapa saja yang merasa kegemukan silakan melakukan hipnoterapy. Kalau untuk melangsingkan badan sepertinya minta hipnotis buat ngejar-ngejar kereta api saja, dijamin deh dalam 2 hari pasti pingsan hehehe...

[+] Expand...

08 April 2007

Preman Kampus

08 April 2007

Beberapa hari ini kembali dunia pendidikan dihebohkan dengan tewasnya seorang praja atau mahasiswa IPDN akibat tindakan kekerasan para senior-seniornya. Wuiiih serrreeem juga ya... nyari ilmu aja harus ngorbanin nyawa, emang gila banget tuh para senior tega-teganya nyiksa anak orang. Tapi tidak bisa dipungkiri mungkin itu sudah tradisi turun temurun sejak zaman baheula yang sampai sekarang masih dilestarikan. Tapi sepertinya tidak bikin kapok, padahal sampai sekarang sudah 35 orang meninggal akibat tradisi tersebut, iiihhh seeerrreeemmm!!!!!!

Tapi kalau dilihat lagi IPDN kan bukan tempatnya para calon tentara atau calon ABRI yang harus siap melawan kekerasan atau yang harus berjuang di medan perang melawan para pengacau bangsa ini. Lulusan IPDN kan nantinya akan bekerja pada pemerintah daerah melayani publik atau ngurusin rakyat bukan buat nonjokin rakyat kaliii.
Jadi sepertinya tradisi kekerasan kayak begitu gak ada hubungannya dan gak ada manfaatnya sama sekali buat mereka, atau mungkin persiapan buat ngadepin preman-preman pasar kalau mereka sudah jadi lurah atawa sudah jadi camat. Tau akh... gak ngerti juga...

Dari peristiwa tersebut jadi ngingetin saya pada saat masuk kuliah dulu, pada waktu itu setiap mahasiswa baru wajib mengikuti acara yang namanya OPSPEK (Orientasi Program Studi dan Pengenalan Kampus). Disitu kami dijejali dengan penataran P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) pola 100jam (kalau sekarang katanya dah gak ada lagi tuh yang namanya P4). Konon katanya dengan adanya penataran P4 diharapkan mahasiswa menjadi manusia yang berakhlak dan berbudi pekerti yang baik (katanya...).

Ternyata... bukan hanya penataran (yang tentunya amat sangat bikin ngantuk) saja yang kami dapatkan dalam OPSPEK itu tapi juga siksaan-siksaan dan tamparan-tamparan yang cukup bikin pipi jadi panas dan agak tembem. Secara saya kuliah di Fakultas Teknik yang mayoritas akang-akang semua jadi mau tidak mau kami para neng-neng harus mendapatkan perlakuan yang sama dengan akang-akang.

Jam3 pagi kami harus sudah ada dikampus yang tentu saja dengan dandanan yang seperti on del-ondel (rambut dikuncir 5 dengan pita oranye) dan barang bawaan yang entah apa saja pokoknya membuat tas seperti kandang tikus dan beratnya jangan ditanya, nih pundak dah tinggi sebelah...
Sesampai di kampus kami disambut hangat oleh para senior-senior, sambutan yang benar-benar hangat, tampar pipi kiri lima kali tampar pipi kanan lima kali. Pagi yang benar-benar hangat... saking hangatnya gak terasa ada setitik air keluar dari mataku sakiiiit mak ditamparrr. Untung masih gelap jadi gak terlihat ama senior yang lagi teriak-teriak seperti kernet bis nyari penumpang, kalau terlihat aku nangis... jangan ditanya deh... tuh siksaan makin bertambah.

Sampai sekarang aku tidak setuju adanya acara seperti itu, ini benar-benar menyiksa dan tidak bermanfaat sama sekali, tapi tradisi ini terus turun temurun pada generasi selanjutnya. Celakanya acara ini dijadikan ajang balas dendam pada mahasiswa baru berikutnya, terus...terus...dan terusss.

Walaupun sekarang yang namanya OPSPEK itu sudah gak ada tapi acara siksa-siksaan ataupun plonco-ploncoan buat mahasiswa baru tetep aja ada, meskipun tidak sekeras atau sesadis dulu. Tapi ngomong-ngomong di IPDN masih ada kan, kapan mau dihapusnya tuh acara pembantaian kayak gitu? au akh gelap.

[+] Expand...

03 April 2007

Ke Sekolah AA

03 April 2007

Waduh repot juga nih, belom beresin urusan bayar-bayar uang sekolah dsb...dsb... Biasanya yang ngurusin ini semua si Ayah, sekalian ngantor mampir dulu ke sekolah Aa yang sekarang sudah kelas 2 di Lab School. Jadi kami belum berani membiarkan si Aa untuk membawa uang tuk bayar-bayar tektekbengek urusan schoolnya, jadi Ayah yang selalu sibuk dengan urusan bayar membayar hihi... (sekalian jalankan yaaaa).

Semenjak aku melahirkan anakku yang kedua otomatis segala urusan persekolahan dan segala yang berurusan dengan biaya administrasi rumahtangga terpaksa deh ditangani ayah, gapapakan biar tahu pusingnya ngurusin administrasi RT. Walau sekarang si Ade dah hampir 2 tahun tapi urusan ini masih Ayah tersayang yang nangani hihi...(diopspek lagi), soalnya aku dah keenakan di rumah dan agak males juga kalo urusan beginian bawa-bawa si Ade, soalnya anak kecil suka gak betahan.

Pernah sekali aku ajak Ade ke bank dan kebetulan bank itu penuh, jadi dengan sabar aku harus menunggu antrian, tapi yang gak sabar ya...Ade, dia mulai merengek-rengek ngajak aku keluar padahal dah aku sogok dengan setumpuk coklat. Tapi dasar anak-anak tetep ajah dia pengen keluar, bosen kaleee. Terpaksa deh aku keluar dengan sedikit pesen buat Pak Satpam " kalo nomorku dipanggil tolong cari aku diluar" (hihi... emang nye...).

Dah kembali ke laptop eh... ke sekolah Aa, berhubung Ayah lagi keluar kota jadi aku deh yang harus nangani urusan ini semua. Kira-kira jam 10 pagi tadi aku pergi ke sekolah Aa, terpaksa Ade aku titip sama pembantu di rumah, kasihan juga sih ngeliat dia ngedadahin. Soalnya hampir gak pernah aku tinggalin Ade lama-lama.

Setelah semua urusan sekolah selesai, aku siap-siap untuk pulang tapi tiba-tiba hujan turun gede sekali. Aku gak bawa payung, soalnya waktu aku pergi langit lagi cerah-cerahnya dan panasnya sangat menyengat. Jadi terpaksa deh aku nangkring dulu dikoridor sekolah Aa, sambil ngintip-ngintip Aa yang lagi belajar.

Dah hampir satu jam hujan belum juga reda, aduh kasihan Ade soalnya dia masih minum ASI jadi kalo kelamaan ditinggal kasihan sekali. Akhirnya aku telepon ke rumah nanyain Ade, kata pembantuku Ade lagi tidur, tadi nangis jadi digendong-gendong sampai tertidur. Ya syukurlah... tapi hujan belum berhenti juga... Lain kali Ayah lagi deh yang urusin ini hehe...

[+] Expand...

01 April 2007

GA S GAS GASSSSS...

01 April 2007

Udah tiga hari ini saya dipusingkan dengan menghilangnya gas dari pasaran, sementara komporku sudah kehausan minta minum, otomatis kegiatan dapurpun berhenti total karena sampe detik ini belum ditemukan juga agen-agen gas yang memiliki persediaan gas. Setiap saya telepon pasti jawabannya teuuuteuup sama, "maaf bu gasnya belum adaaaaaaa". Uwalahhhh pigimana neh... sementara kompor listrikku udah raib ntah kemana.

Kepaksa deh aku cari-cari kompor minyak tanahku yang entah berapa abad sudah tidak pernah kusentuh. Dengan hati yang luka(hik...hik... bau lageee dehhh dapurku) akhirnya kutatap dan kuelus-elus tuh kompor (dilap maksudnya en dibersihin biar bisa dipake lagi). Akhirnya kusuruh pembantuku membeli minyak tanah diwarung, yaaa... akhirnya ngebul lagi deh dapurku, ngebul gara-gara tuh asap kompor yang udah berabad-abad gak pernah terjamah tangan lembutku he...he...

Setelah tiga hari masa pencarian itu akhirnya berhenti juga, setelah aku coba menelepon lagi sang agen bilang "oh... ada bu tapi ini semua sudah pesenan orang dan harganya naik bu!" alamakkk, aku bilang aku juga orang dan udah pesen kang.

Akhirnya datang juga tuh gasss, dan dengan rasa sedih yang dalam (hik...hik...) aku kembalikan kompor minyak tanahku ketempat yang aman disisinya(disisi sapu dan lap pel digudang hehe...)

Disaat Pertamina bagi-bagikan kompor gas gratis pada masyarakat, ternyata gasnya malah menjadi mahluk langka yang harus dicari-cari dan dikejar-kejar. Jadi sepertinya kompor gas gratispun kini harus kembali tidur gratis digudang masing-masing.

[+] Expand...